Sabtu, 29 Oktober 2011

tips merawat rambut

1) Kurangi atau hindari pemakaian shampoo dengan busa yang terlalu banyak. Karena shampoo yang memiliki busa banyak mengandung pH 7 sampai 8 yang dapat merusak asam alamiah kulit kepala yang pH-nya sekitar 5,5. Ketidakseimbangan pH dapat mengganggu pertumbuhan rambut yang sehat dan menyebabkan rambut rontok. Cobalah mengganti shampoo dengan formula rendah busa, atau gunakan shampoo bayi karena umumnya tidak mengandung detergen.

2) Conditioner bermanfaat untuk melawan sifat rambut yang alkalis. Sifat asam dalam conditioner akan menutup kutikula rambut seperti semula. Conditioner juga memberi minyak pada rambut dan membuatnya lebih bercahaya. Walau sebetulnya rambut memproduksi minyak, tetapi pada rambut yang panjang, minyak tidak sampai pada ujung rambut, dan inilah salah satu guna conditioner.

3) Sering-seringlah memijat kulit kepala. Memijat kulit kepala berfungsi untuk membantu memperlancar peredaran darah. Darah akan menuju pembuluh kapiler untuk mengantarkan makanan bagi akar-akar rambut. Tundukkan kepala ketika men-shampoo sambil memijat kulit kepala. Cara ini dapat membantu otak Anda mendapat asupan oksigen lebih baik yang dapat membantu Anda berkonsentrasi dengan lebih baik lagi.

4) Minumlah suplemen yang mengandung vitamin B6 dan Zinc, terutama jika Anda memang kurang mendapatkan asupan nutrisi tersebut dari makanan. Vitamin B5 dan B6 mengatur produksi sebum, minyak yang melumaskan folikel rambut sehingga menghasilkan batang rambut yang sehat.

5) Kurangi mengkonsumsi kopi dan soda, gantilah dengan minum smoothie buah yang kaya akan vitamin B, seperti pisang, stroberi, mangga dan buah kiwi sehingga asupan vitamin B akan bertambah banyak. Selain itu kelebihan kafein dalam tubuh malah akan menghilangkan cadangan vitamin B5 dan B6. Kacang-kacangan dan wholegrain yang kaya akan zinc juga mutlak dikonsumsi untuk mengatasi kerontokan rambut.

6) Batasi penggunaan zat kimia ataupun perlakuan fisik berlebihan pada rambut. Rambut yang diwarnai, di-rebonding, dicatok, atau diikat maupun dikeringkan dengan menggunakan hair dryer telah menyiksa rambut Anda sehingga rambut menjadi stres dan lebih rapuh.

7) Hindari stres, karena stres dapat memicu kerontokan rambut. Usahakan tidur cukup agar tubuh Anda mendapatkan cukup istirahat. Hindari rokok dan alcohol. Serta hindari diet terlalu ketat atau diet yang tak seimbang, karena kurangnya asupan protein akan mengurangi pula jatah nutrisi protein untuk pertumbuhan rambut.

Kamis, 13 Oktober 2011

fitokimia



     1. Prinsip ekstraksi
a.       Prinsip Maserasi
Sampel/simplisia direndam dengan pelarut, pelarut akan masuk ke dalam sel lewat dinding sel (sifat permiabel) secara osmosis, melarutkan isi sel (konsentrasi larutan dalam sel berbeda dengan luar sel), terjadi proses difusi (kons. tinggi mengalir ke kons. rendah).
b.    Prinsip Perkolasi
Simplisia ditempatkan dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan tekanan penyari dari cairan di atasnya dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan gerakan ke bawah.
c.    Prinsip Soxhletasi
Serbuk simplisia ditempatkan dalam selongsong yang dilapisi dengan kertas saring dan cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga cairan penyari menguap melalui pipa samping sampai ke kondensor bulat dan akan mengalami kondensasi atau pengembunan menjadi cairan penyari kembali yang jatuh ke dalam selongsong sehinggga menyari zat kimia dari simplisia dan ekstraknya akan masuk ke labu alas bulat melalui pipa sifon. Siklus ini terus berlangsung hingga terjadi proses ekstraksi zat kimia dalam simplisia menjadi sempurna yang ditandai dengan cairan penyari yang ada dalam pipa sifon menjadi bening atau biasanya 20-25 kali sirkulasi.

d.   Prinsip Refluks
Pemanasan bersama-sama serbuk simplisia dan cairan penyari di dalam labu alas bulat sehingga cairan penyari akan menguap dan uapnya akan masuk ke kondensor bola dan akan mengalami kondensasi (pengembunan) turun ke labu alas bulat dan menyari kembali simplisia. Proses ekstraksi ini dilakukan selama 3 x 4 jam dimana cairan penyarinya diganti dengan cairan penyari yang sama sebelumnya.
e.       Prinsip Destilasi Uap Air
Pemanasan terhadap serbuk simplisia dan cairan penyari yaitu air yang ditempatkan dalam bejana yang berbeda sehingga air akan menguap dan uapnya akan masuk ke dalam labu sampel dan akan mengekstraksi minyak menguap. Selanjutnya minyak menguap akan terbawa bersama uap air sampai di kondensor dan mengalami kondensasi (pengembunan) dan turun melalui pipa alonga masuk ke dalam corong pisah dan akan memisah antara air dan minyak menguap.
     2. Prinsip Rotavapor
Proses penguapan ekstrak dengan pemanasan yang dipercepat dengan adanya pompa vakum dimana pelarut akan menguap pada suhu 5°-10­ÂșC di bawah titik didihnya pelarut yang digunakan, uap yang keluar terhisap masuk ke dalam kondensor kemudian terjadi kondensasi dan menetes ke labu penampung.
     3. Prinsip Ekstraksi Cair-Cair
Pemisahan komponen kimia baik yang bersifat nonpolar maupun polar, dengan menggunakan dua cairan penyari yang tidak saling bercampur dimana komponen kimia akan terdistribusi ke masing-masing cairan penyari sesuai dengan tingkat kepolaran dan afinitasnya terhadap cairan penyari tersebut.
     4. Prinsip Ekstraksi Cair-Padat
Pemisahan komponen kimia yang terdapat dalam tumbuhan baik yang bersifat polar maupun nonpolar dengan menggunakan satu cairan penyari dimana komponen kimia akan terpisah berdasarkan pada perbedaan kelarutan dalam cairan penyari tersebut.
     5. Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi dimana komponen kimia akan terpisah berdasarkan perbedaan afinitas senyawa terhadap fase gerak dan fase diam.
     6. Prinsip Penampakan Noda
         a.   Pada Sinar UV 254 nm
Pendeteksian senyawa kimia berdasarkan pada absorbsi panjang gelombang tertentu dari gugus kromofor senyawa dimana senyawa akan tampak sebagai bercak berwarna gelap dengan latar belakang yang bersinar.
         b.  Pada Sinar UV 366 nm
Pendeteksian senyawa kimia berdasarkan absorbsi panjang gelombang tertentu dari gugus kromofor senyawa dimana senyawa akan tampak sebagai bercak yang berfluoresensi dengan intensitas dan warna yang berbeda-beda.
         c.   Pereaksi Semprot H2SO4 10%
Pendeteksian senyawa kimia berdasarkan interaksi antara gugus kromofor senyawa dengan gugus auksokrom dari asam sulfat. Proses ini dibantu dengan adanya pemanasan yang menyebabkan terjadinya pemutusan ikatan rangkap senyawa.

antibiotik dan pembagiannya

 
 Penggolongan antibiotik berdasarkan kemoterapeutik
Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia. Berdasarkan khasiatnya terhadap hama atau bakteri, kemoterapi dibedakan atas :
·           Bakterisida yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama, contoh : fenol, iodium, sublimat.
·           Bakteriostatika yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan bakteri, sedang pemusnahan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara fagositosis (kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh lainnya),contohnya antibiotika spektrum sempit.
Yang termasuk kelompok kemoterapi adalah :
a.         Pengertian dan sejarah
Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata anti (lawan) dan bios (hidup). Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedang toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr. Florey. Kemudian banyak zat  dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi sintetis.
Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum sempurna permurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya dinyatakan dalam satuan internasional (Internasional Unit,IU). Dibidang peternakan antibiotik sering dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam negeri potong.
b.      efek samping
Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti:
§  Sensitasi / hipersensitif
Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengakibatkan kepekaan yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan  terjadi reaksi hipersentitiv atau allergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan, bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya Penisilin dan Kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan antibiotika yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan).
§  Resistensi
Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atau waktu terapi kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang  bersangkutan. Untuk mencegah resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat.
§  Super infeksi
Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotika broad spektrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasan dan urogenital. Spesies mikroorganisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan, dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur Minella albicans dan Candida albicans. Selain antibiotik obat yang menekan sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan supra infeksi.  Khususnya,anak-anak dan orangtua sangat mudah dijangkiti supra infeksi ini.
c.       Penggolongan antibiotik berdasarkan antivitasnya
Berdasarkan luas aktivitas kerjanya antibiotika dapat digolongkan atas
1.      Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow  spektrum)
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif saja)
2.      Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spectrum)
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram positif maupun gram negatif. Contohnya ampisilin, sefalosporin, dan kloramfenikol.
Penggolongan ini tidak mutlak, karena faktor konsentrasi (dosis) dan waktu turut menentukan kegiatan obat. Kebanyakan bakteriostatika  menjadi bakterisid  pada dosis sangat tinggi, yang biasanya terlalu toksis untuk diberikan kepada manusia. Lagi pula kepekaan kuman bagi obat memegang peranan; pada dosis tertentu obat dapat berdaya bakterisid untuk suatu kuman dan hanya bakteriostatik untuk kuman lain. Secara klinis perbedaan ini biasanya tidaklah penting, karena pada akhirnya daya tahan tubuh juga memegang peranan bagi pemusnahan kuma-kuman patogen. Pengecualian adalah pengobatan infeksi dari penderita yang memiliki daya tahan tubuh yang terganggu misalnya penderita AIDS, pengguna kortikosteroida, sitostatika dan obat-obat yang menekan imunitas. Pada kasus demikan obat-obat bakterisid yang harus digunakan.
Contoh penggunaan antibiotik berdasarkan berdasarkan golongannya (nama obat, nama generik, nama paten dan contoh penggunaannya
a.       Golongan sefalosporin
           Seperti halnya antibiotik betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba sefalosporin ialah menghambat sintesis dinding mikroba. Yang dihambat ialah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Sefalosforin aktif terhadap kuman Gram positif maupun gram negative, tetapi spectrum antimikroba masing-masing derivate bervariasi.
NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
1.
Sefadroksil
Duricef, Cefat
2.
Sefotaksim
Claforan
 3.
Sefaleksin
Tepaxin
4
Sefriakson
Rocephin
5.
Sefradin
Velosef
6.
Seforoksi
Zinnat
b.      Golongan kloramfenikol
Golongan ini mencakup senyawa induk kloramfenikol maupun derivat-derivatnya yakni kloramfenikol palmitat, natrium suksinat dan tiamfenikol. Antibiotika ini aktif terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif maupun ricketsia, klamidia, spirokaeta dan mikoplasma. Karena toksisitasnya terhadap sumsum tulang, terutama anemia aplastika, maka kloramfenikol hanya dipakai untuk infeksi S. typhi dan H. influenzae.
NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
1.
Kloramfenikol
Colme, Chloramex, Enkacetyn, Kalmicetin
2.
Tiamfenikol

Urfamycin, Thiamycin, Thiambiotic
  c.    Golongan Quinolon
NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
1.
Ciprofloxacin
Ciproxin, Baquinor
2.
Nalidixic Acid
Negram
3.
Ofloxacin
Tarivid
d.      Aminoglikosida
Aktivitasnya adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi (RNA dan DNA)  diganggu sehingga biosintesa proteinnya di kacaukan. Efek ini tidak saja terjadi pada fase pertumbuhan, melainkan juga bila kuman tidak membelah diri. Merupakan golongan antibiotika yang bersifat bakterisid dan terutama aktif untuk kuman Gram negatif. Beberapa mungkin aktif terhadap Gram positif. Streptomisin dan kanamisin juga aktif terhadap kuman TBC. Termasuk di sini adalah amikasin, gentamisin, kanamisin, streptomisin, neomisin, metilmisin dan tobramisin, antibiotika ini punya sifat khas toksisitas berupa nefrotoksik, ototoksik dan neurotoksik.
NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
1.
Gentamisin Sulfat
Garamycin
2.
Amikasin
Amikin
3.
Kanamisin Sulfat
Kanamycin Meiji
4.
Neomisin Sulfat
Neobiotic
5.
Streptomosin
Streptomycin Meiji
6.
Framisetin

Sofra-Tulle
Daryant-Tulle
e.       Golongan Makrolida
Golongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum antikuman, sehingga merupakan alternative untuk pasien-pasien yang alergi penisilin. Bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Aktif secara in vitro terhadap kuman-kuman Gram positif, Gram negatif, mikoplasma, klamidia, riketsia dan aktinomisetes. Selain sebagai alternatif penisilin, eritromisin juga merupakan pilihan utama untuk infeksi pneumonia atipik (disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae) dan penyakit Legionnaires (disebabkanLegi onel lapneumophilla) termasuk dalam  golongan makrolida selain eritromisin juga roksitromisin, spiramisin, josamisin rosaramisin, oleandomisin dan trioleandomisin.
NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
1.
Eritromisin

Erythrocin, Kalthrocin, Pharothrocin
2.
Spiramisin

Rovamycin, Spiradan
3.
Roxithromycin
Rulid
4
Azithromycin
Zithromax, Zycin
f.        golongan tetrsiklin
Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasilin bersisat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat stabil sehingga cepat berkutrang potensinya. Mekanismenya menghambat sintesa protein kuman.
NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
1.
Tetrasiklin

Dumocycline, Supertetra, Tetrin

Doksisiklin

Vibramycin, Dumoxin
3.
Minosiklin HCl

Minocin
4.
Oksitetrasiklin HCl

Oxytetracycline Indo Farma, Terramycin















g.      Golongan penisilin
Golongan penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan mengganggu sintesis dinding sel. Antibiotika pinisilin mempunyai ciri khas secara kimiawi adanya nucleus asam amino-penisilinat, yang terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Spektrum kuman terutama untuk kuman koki Gram positif. Beberapa golongan penisilin ini juga aktif terhadap kuman Gram negatif.
Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap dinding sel mikroba yang sensitive, penisilin akan menghasilkan efek bakterisid. Mekanisme kerja antibiotika betalaktam dapat diringkas  sebagai berikut :
-          Obat bergabung dengan penicillin-binding protein pada kuman
-          Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu
-          Kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel.
NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
1.
Benzyl Penicillin
Procaine Penicillin-G
2.
Penisilin V
( Phenoxymethyl Penicillin )
Fenocin
Ospen
3.
Ampisilin

Penbritin
Kalpicillin
Omnipen


Viccillin
4.
Amoksisilin
Amoxi



Topcillin
Ospamox