Penggolongan antibiotik berdasarkan kemoterapeutik
Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia. Berdasarkan khasiatnya terhadap hama atau bakteri, kemoterapi dibedakan atas :
· Bakterisida yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama, contoh : fenol, iodium, sublimat.
· Bakteriostatika yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan bakteri, sedang pemusnahan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara fagositosis (kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh lainnya),contohnya antibiotika spektrum sempit.
Yang termasuk kelompok kemoterapi adalah :
a. Pengertian dan sejarah
Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata anti (lawan) dan bios (hidup). Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedang toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr. Florey. Kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi sintetis.
Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum sempurna permurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya dinyatakan dalam satuan internasional (Internasional Unit,IU). Dibidang peternakan antibiotik sering dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam negeri potong.
b. efek samping
Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti:
§ Sensitasi / hipersensitif
Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengakibatkan kepekaan yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan terjadi reaksi hipersentitiv atau allergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan, bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya Penisilin dan Kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan antibiotika yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan).
§ Resistensi
Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atau waktu terapi kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang bersangkutan. Untuk mencegah resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat.
§ Super infeksi
Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotika broad spektrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasan dan urogenital. Spesies mikroorganisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan, dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur Minella albicans dan Candida albicans. Selain antibiotik obat yang menekan sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan supra infeksi. Khususnya,anak-anak dan orangtua sangat mudah dijangkiti supra infeksi ini.
c. Penggolongan antibiotik berdasarkan antivitasnya
Berdasarkan luas aktivitas kerjanya antibiotika dapat digolongkan atas
1. Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum)
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif saja)
2. Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spectrum)
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram positif maupun gram negatif. Contohnya ampisilin, sefalosporin, dan kloramfenikol.
Penggolongan ini tidak mutlak, karena faktor konsentrasi (dosis) dan waktu turut menentukan kegiatan obat. Kebanyakan bakteriostatika menjadi bakterisid pada dosis sangat tinggi, yang biasanya terlalu toksis untuk diberikan kepada manusia. Lagi pula kepekaan kuman bagi obat memegang peranan; pada dosis tertentu obat dapat berdaya bakterisid untuk suatu kuman dan hanya bakteriostatik untuk kuman lain. Secara klinis perbedaan ini biasanya tidaklah penting, karena pada akhirnya daya tahan tubuh juga memegang peranan bagi pemusnahan kuma-kuman patogen. Pengecualian adalah pengobatan infeksi dari penderita yang memiliki daya tahan tubuh yang terganggu misalnya penderita AIDS, pengguna kortikosteroida, sitostatika dan obat-obat yang menekan imunitas. Pada kasus demikan obat-obat bakterisid yang harus digunakan.
Contoh penggunaan antibiotik berdasarkan berdasarkan golongannya (nama obat, nama generik, nama paten dan contoh penggunaannya
a. Golongan sefalosporin
Seperti halnya antibiotik betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba sefalosporin ialah menghambat sintesis dinding mikroba. Yang dihambat ialah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Sefalosforin aktif terhadap kuman Gram positif maupun gram negative, tetapi spectrum antimikroba masing-masing derivate bervariasi.
NO. | NAMA GENERIK | NAMA DAGANG |
1. | Sefadroksil | Duricef, Cefat |
2. | Sefotaksim | Claforan |
3. | Sefaleksin | Tepaxin |
4 | Sefriakson | Rocephin |
5. | Sefradin | Velosef |
6. | Seforoksi | Zinnat |
b. Golongan kloramfenikol
Golongan ini mencakup senyawa induk kloramfenikol maupun derivat-derivatnya yakni kloramfenikol palmitat, natrium suksinat dan tiamfenikol. Antibiotika ini aktif terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif maupun ricketsia, klamidia, spirokaeta dan mikoplasma. Karena toksisitasnya terhadap sumsum tulang, terutama anemia aplastika, maka kloramfenikol hanya dipakai untuk infeksi S. typhi dan H. influenzae.
NO. | NAMA GENERIK | NAMA DAGANG |
1. | Kloramfenikol | Colme, Chloramex, Enkacetyn, Kalmicetin |
2. | Tiamfenikol | Urfamycin, Thiamycin, Thiambiotic |
c. Golongan Quinolon
NO. | NAMA GENERIK | NAMA DAGANG |
1. | Ciprofloxacin | Ciproxin, Baquinor |
2. | Nalidixic Acid | Negram |
3. | Ofloxacin | Tarivid |
d. Aminoglikosida
Aktivitasnya adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya di kacaukan. Efek ini tidak saja terjadi pada fase pertumbuhan, melainkan juga bila kuman tidak membelah diri. Merupakan golongan antibiotika yang bersifat bakterisid dan terutama aktif untuk kuman Gram negatif. Beberapa mungkin aktif terhadap Gram positif. Streptomisin dan kanamisin juga aktif terhadap kuman TBC. Termasuk di sini adalah amikasin, gentamisin, kanamisin, streptomisin, neomisin, metilmisin dan tobramisin, antibiotika ini punya sifat khas toksisitas berupa nefrotoksik, ototoksik dan neurotoksik.
NO. | NAMA GENERIK | NAMA DAGANG |
1. | Gentamisin Sulfat | Garamycin |
2. | Amikasin | Amikin |
3. | Kanamisin Sulfat | Kanamycin Meiji |
4. | Neomisin Sulfat | Neobiotic |
5. | Streptomosin | Streptomycin Meiji |
6. | Framisetin | Sofra-Tulle Daryant-Tulle |
e. Golongan Makrolida
Golongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum antikuman, sehingga merupakan alternative untuk pasien-pasien yang alergi penisilin. Bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Aktif secara in vitro terhadap kuman-kuman Gram positif, Gram negatif, mikoplasma, klamidia, riketsia dan aktinomisetes. Selain sebagai alternatif penisilin, eritromisin juga merupakan pilihan utama untuk infeksi pneumonia atipik (disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae) dan penyakit Legionnaires (disebabkanLegi onel lapneumophilla) termasuk dalam golongan makrolida selain eritromisin juga roksitromisin, spiramisin, josamisin rosaramisin, oleandomisin dan trioleandomisin.
NO. | NAMA GENERIK | NAMA DAGANG |
1. | Eritromisin | Erythrocin, Kalthrocin, Pharothrocin |
2. | Spiramisin | Rovamycin, Spiradan |
3. | Roxithromycin | Rulid |
4 | Azithromycin | Zithromax, Zycin |
f. golongan tetrsiklin
Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasilin bersisat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat stabil sehingga cepat berkutrang potensinya. Mekanismenya menghambat sintesa protein kuman.
NO. | NAMA GENERIK | NAMA DAGANG |
1. | Tetrasiklin | Dumocycline, Supertetra, Tetrin |
Doksisiklin | Vibramycin, Dumoxin | |
3. | Minosiklin HCl | Minocin |
4. | Oksitetrasiklin HCl | Oxytetracycline Indo Farma, Terramycin |
g. Golongan penisilin
Golongan penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan mengganggu sintesis dinding sel. Antibiotika pinisilin mempunyai ciri khas secara kimiawi adanya nucleus asam amino-penisilinat, yang terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Spektrum kuman terutama untuk kuman koki Gram positif. Beberapa golongan penisilin ini juga aktif terhadap kuman Gram negatif.
Penisilin menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Terhadap dinding sel mikroba yang sensitive, penisilin akan menghasilkan efek bakterisid. Mekanisme kerja antibiotika betalaktam dapat diringkas sebagai berikut :
- Obat bergabung dengan penicillin-binding protein pada kuman
- Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transpeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu
- Kemudian terjadi aktivasi enzim proteolitik pada dinding sel.
NO. | NAMA GENERIK | NAMA DAGANG |
1. | Benzyl Penicillin | Procaine Penicillin-G |
2. | Penisilin V ( Phenoxymethyl Penicillin ) | Fenocin Ospen |
3. | Ampisilin | Penbritin Kalpicillin Omnipen |
Viccillin | ||
4. | Amoksisilin | Amoxi |
Topcillin Ospamox |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar